Institut Teknologi Bandung (ITB), didirikan pada tanggal 2 Maret 1959. Kampus utama ITB saat ini merupakan lokasi dari sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia. Walaupun masing-masing institusi pendidikan tinggi yang mengawali ITB memiliki karakteristik dan misi masing-masing, semuanya memberikan pengaruh dalam perkembangan yang menuju pada pendirian ITB.
Sejarah ITB bermula seja awal abad kedua puluh, atas prakarsa masyarakat penguasa waktu itu. Gagasan mula pendirianya terutama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang menjadi sulit karena terganggunya hubungan antara negeri Belanda dan wilayah jajahannya di kawasan Nusantara, sebagai akibat pecahnya Perang Dunia Pertama. De Techniche Hoogeschool te Bandung berdiri tanggal 3 Juli 1920 dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap yang hanya mempunyai satu jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw.
Didorong oleh gagasan dan keyakinan yang dilandasi semangat perjuangan Proklamasi Kemerdekaan serta wawasan ke masa depan, Pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya Institut Teknologi Bandung pada tanggal 2 Maret 1959 . Berbeda dengan harkat pendirian lima perguruan tinggi teknik sebelumnya di kampus yang sama, Institut Teknologi Bandung lahir dalam suasana penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berpijak pada kehidupan nyata di bumi sendiri bagi kehidupan dan pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat.
Kurun dasawarsa pertama tahun 1960-an ITB mulai membina dan melengkapi dirinya dengan kepranataan yang harus diadakan. Dalam periode ini dilakukan persiapan pengisian-pengisian organisasi bidang pendidikan dan pengajaran, serta melengkapkan jumlah dan meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dengan penugasan belajar ke luar negeri.
Kurun dasawarsa kedua tahun 1970-an ITB diwarnai oleh masa sulit yang timbul menjelang periode pertama. Satuan akademis yang telah dibentuk berubah menjadi satuan kerja yang juga berfungsi sebagai satuan sosial-ekonomi yang secara terbatas menjadi institusi semi-otonomi. Tingkat keakademian makin meningkat, tetapi penugasan belajar ke luar negeri makin berkurang. Sarana internal dan kepranataan semakin dimanfaatkan.
Kurun dasawarsa ketiga tahun 1980-an ditandai dengan kepranataan dan proses belajar mengajar yang mulai memasuki era modern dengan sarana fisik kampus yang makin dilengkapi. Jumlah lulusan sarjana makin meningkat dan program pasca sarjana mulai dibuka. Keadaan ini didukung oleh makin membaiknya kondisi sosio-politik dan ekonomi negara.
Kurun dasawarsa keempat tahun 1990-an perguruan tinggi teknik yang semula hanya mempunyai satu jurusan pendidikan itu, kini memiliki dua puluh enam Departemen Program Sarjana, termasuk Departemen Sosioteknologi, tiga puluh empat Program Studi S2/Magister dan tiga Bidang Studi S3/Doktor yang mencakup unsur-unsur ilmu pengetahuan, teknologi, seni, bisnis dan ilmu-ilmu kemanusiaan.
Dasawarsa ini akan menghantarkan ITB ke fajar abad baru yang ditandai dengan munculnya berbagai gagasan serta pemikiran terbaik untuk pengembangannya. Beberapa diantaranya antara lain:
Bahwa cepatnya pelipatgandaan informasi di abad baru akan menuntut pelaksanaan pendidikan yang berpercepatan, tepat waktu, terpadu, berkelanjutan, dan merupakan upaya investasi terbaik. Dalam upaya ini ITB ingin menegakkan Program Sarjana di atas pondasi penguasaan ilmu-ilmu dasar yang kokoh sehingga lulusannya senantiasa mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang datang dengan cepat. Program Pasca Sarjana menjadi ujung tombak peningkatan kualitas dan kuantitas, efisiensi dan efektivitas, serta relevansinya terhadap kebutuhan, sehingga kontribusi ITB bagi pembangunan nasional akan menjadi lebih besar dan tinggi nilainya.
Bahwa penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu dilakukan secara utuh dan terpadu, dalam suatu kiprah sebagai Research and Development University. Pengembangan keilmuan dan teknologi di ITB didasarkan pada kebutuhan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan bangsa. Dengan demikian ITB akan mengembangkan dirinya dalam riset dan manufaktur, teknologi komunikasi dan informasi, transportasi darat-laut dan dirgantara, lingkungan, serta bio-teknologi dan biosains.
Bahwa misi pengabdian kepada masyarakat diharapkan dapat membangun wawasan bisnis untuk kemandirian yang merupakan modal awal untuk menegakkan otonomi perguruan tinggi. Wawasan bisnis untuk kemandirian tersebut diarahkan guna meraih prestasi pelaksanaan kewajiban dan tugas pendidikan dan penelitian setinggi-tingginya.
Bahwa pengembangan ITB diharapkan berpijak pada kekuatan institusi berupa penggunaan informasi sebaik-baiknya, terpeliharanya Staf Pengajar yang kompeten yang tinggi mutu kemampuan dan pengabdiannya, sistem pendidikan yang terintegrasi, dan kerjasama yang terjalin erat dengan pemerintah, industri dan lembaga penelitian dan pendidikan di dalam dan luar negeri. Sehingga pengembangan yang direncanakan dapat dipantau secara berkelanjutan dan terukur menurut pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, pengembangan sumber daya manusia, sarana fisik, kepranataan norma dan tata kerja, serta ekonomi, sosial budaya dan keamanan.
Bahwa keinginan untuk mengembangkan ITB terungkap dengan semangat dan sikap ITB yang mengakui adanya kebenaran keilmuan, kebenaran keilmuan yang dapat didekati melalui observasi disertai analisis yang rasional. Bahwasanya mengejar dan mencari kebenaran ilmiah tersebut adalah hak setiap insan di bumi, dan ilmu pengetahuan serta teknologi agar dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mensejahterakan umat manusia, dan masyarakat bangsa Indonesia pada khususnya.
Kurun dasawarsa kelima tahun 2000-an Institut Teknologi Bandung yang status hukumnya sebagai instansi pemerintah dalam bentuk jawatan negeri pada tanggal 26 Desember 2000, Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 155 tahun 2000 telah menetapkan Institut Teknologi Bandung sebagai suatu Badan Hukum Milik Negara.
Perguruan Tinggi Negeri dengan status Badan Hukum adalah sesuatu tanpa preseden dalam sejarah Pendidikan Tinggi di Indonesia. Hal ini diawali dengan terbitnya PP No. 61 tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri sebagai Bahan Hukum yang kemudian disusul diterbitnya PP No. 155 tahun 2000 tentang Penetapan Institut Teknologi Bandung menjadi Bahan Hukum Milik Negara. Maka dengan terbitnya PP 155 tersebut, sejak tanggal 26 Desember 2000 yang lalu ITB resmi menjadi Badan Hukum sebagaimana layaknya badan hukum lainnya yang dibenarkan melaksanakan segala perbuatan hukum yang tidak melanggar hukum serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan pertama yang ditinjau dalam PP No. 61 secara singkat adalah adanya globalisasi yang menimbulkan persaingan yang tajam. Maka untuk meningkatkan daya saing nasional dibutuhkan PT yang dapat membangun masyarakat madani yang demokratis dan mampu bersaing secara global. Untuk itu PT, termasuk ITB, harus memperoleh kemandirian, otonomi dan tanggung jawab yang lebih besar. Penekannya ada pada adanya proses globalisasi.
Struktur Organisasi
Visi
ITB menjadi lembaga pendidikan tinggi dan pusat pengembangan sains, teknologi dan seni yang unggul, handal dan bermartabat di dunia, yang bersama dengan lembaga terkemuka bangsa menghantarkan masyarakat Indonesia menjadi bangsa yang bersatu, berdaulat dan sejahtera.
Misi 2000 – 2010
Memandu perkembangan dan perubahan yang dilakukan oleh masyarakat, dengan jalan melaksanakan tridarma berupa penelitian, pendidikan dan pengabdian masyarakat dengan cara yang inovatif dan bermutu tinggi, serta tanggap terhadap perubahan global dan tantangan lokal.
Sasaran 2000 – 2010
Mewujudkan masyarakat akademik global yang terhormat, yang memiliki kepakaran dan kemampuan untuk meningkatkan kompetisi, serta kemampuan untuk mengembangkan system nilai berdasarkan kebenaran ilmiah.
Menghasilkan lulusan yang berkualitas yang mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri dalam lingkungan internasional, yang dicirikan oleh kualitas moral dan akhlak, intelektualitas, kematangan emosional serta daya inovasi dan kreativitas yang tinggi.
Menjadi perguruan tinggi penelitian dan pengembangan, agar selalu berada di garis depan sains, teknologi dan seni, melalui peran aktif dalam kemajuan keilmuan dunia dan kemampuan mengembangkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas potensi dan keunikan bangsa.
Menjadi institusi yang dapat memandu perubahan yang terjadi di masyarakat melalui wawasan nilai moral dan etika, serta karya pengabdian masyarakat yang berkualitas.
Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru
Pada tahun 2011, ITB melakukan penerimaan mahasiswa baru program sarjana dalam Ujian Saringan Masuk ITB (USM-ITB) Terpadu, yang meliputi enam program seleksi, yaitu :
1. Program Penelusuran Minat, Bakat, dan Potensi ITB (PMBP-ITB), yang terdiri atas :
o PMBP-ITB 2011 di Daerah, diselenggarakan ITB secara mandiri di beberapa kota di Indonesia (Jakarta, Bandung, Medan, Balikpapan, Pekanbaru, Makasar, Denpasar, Surabaya, dll) pada bulan Maret 2011
o PMBP-ITB 2011 Terpusat, diselenggarakan ITB secara mandiri, di kota Bandung, pada tanggal 28 dan 29 Mei 2011. Pendaftaran PMBP-ITB 2011 Terpusat akan dimulai pada pertengahan bulan April 2011.
2. Program Kemitraan Nusantara ITB (KN-ITB), untuk menjaring calon mahasiswa terbaik yang diajukan oleh instansi-instansi mitra ITB (Pemerintah Daerah, Perusahaan Mitra ITB, Instansi Pemerintah lainnya)
3. Program Seleksi Mahasiswa Transfer ITB (SMT-ITB), bagi para mahasiswa transfer dari universitas mitra ITB yang ingin melanjutkan pendidikan program sarjana di ITB, dan diajukan oleh universitas asalnya.
4. Program Seleksi Mahasiswa Internasional ITB (SMI-ITB), bagi calon mahasiswa berkewarganegaraan asing yang berminat melanjutkan pendidikan tinggi di ITB.
5. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) , yang rencananya akan diadakan pada bulan Juni 2011, dilaksanakan secara nasional oleh Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI).
6. Jalur Beasiswa.
Di luar keenam program penerimaan mahasiswa baru tersebut diatas, ITB tidak melakukan proses Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana dengan cara lain, serta tidak melakukan perekrutan calon mahasiswa secara perorangan.
Pendidikan di ITB adalah pendidikan kesarjanaan yang memberikan penguasaan ilmu yang komprehensif disertai wawasan yang luas, dan dilengkapi dengan kesadaran akan pemanfaatannya, sehingga para lulusannya memiliki kemampuan dan naluri pengembangan dan/atau penerapannya, baik secara mandiri maupun dengan bekerjasama, termasuk kerjasama antar disiplin. Atas dasar itu, penerimaan mahasiswa di ITB, untuk semua jalur Ujian Saringan Masuk, dilaksanakan melalui penerimaan di tingkat Fakultas/Sekolah. Hal ini mungkin berbeda dengan beberapa universitas lain di Indonesia.
Pada tahun kedua, mahasiswa ditempatkan pada program studi yang diminatinya berdasarkan prioritas pilihannya, tempat yang tersedia, serta prestasi akademik yang dicapainya di tahun pertama perkuliahan. Kemungkinan bahwa seorang mahasiswa akhirnya dijuruskan pada program studi bukan pilihan utamanya dapat saja terjadi. Namun demikian karena pengelompokan program studi dalam suatu Fakultas/Sekolah didasarkan atas keserumpunan dan kontekstualitas keilmuan yang sama, maka perbedaan antara program studi yang satu dengan program studi yang lain di dalam Fakultas/Sekolah yang bersangkutan, tidak signifikan.
Selain itu lulusan pendidikan sarjana ITB disiapkan untuk menghadapi perubahan dan mengikuti perkembangan. Oleh karena itu setiap mahasiswa ITB jika menginginkan dapat mengambil mata kuliah dari program studi lain 10-30 % (tergantung pada ketentuan yang berlaku di program studi yang dimasukinya). Dengan demikian kesempatan untuk mengambil mata kuliah dari program studi yang menjadi pilihan utamanya tidak tertutup sama sekali, walaupun tidak sebanyak yang diinginkannya.
Dengan mempertimbangkan sistem pendidikan sarjana ITB tersebut, ITB menyarankan agar calon mahasiswa yang lebih menginginkan pendidikan vokasional, yaitu pendidikan yang lebih mengutamakan keahlian dalam bidangnya saja, atau hanya ingin masuk program studi tertentu saja, sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum memilih untuk mengikuti pendidikan di ITB ini.
IPTEKS Sebagai Kekuatan Bagi Kemajuan Bangsa Indonesia
Dalam acara Upacara Peresmian Penerimaan Mahasiswa Baru ITB Tahun 2011 yang berlangsung di Sasana Budaya Ganesha pada Selasa (02/08/11), Rektor ITB Prof. Akhmaloka, PhD memberikan sambutannya kepada mahasiswa baru dengan tema "IPTEKS Sebagai Kekuatan Bagi Kemajuan Bangsa Indonesia".
Memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu di salah satu institusi pendidikan tinggi yang terbaik di Indonesia, menjadikan mahasiswa-mahasiswanya memiliki tanggung jawab lebih untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan bangsa Indonesia. "Indonesia membutuhkan kontribusi terbaik kalian, para mahasiswa terbaik bangsa," ujar Rektor ITB dalam sambutannya. Untuk itu, Rektor ITB menganjurkan agar mahasiswa ITB selalu mengimplementasikan prinsip kerja 5As (Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Mawas, Kerja Tuntas, dan Kerja Ikhlas).
Kemajuan-kemajuan IPTEKS terpaut erat dengan kemajuan-kemajuan peradaban dan kemanusiaan. Perkembangan IPTEKS telah memungkinkan penyingkapan misteri alam semesta, eksplorasi sumber daya alam untuk kesejahteraan dan kemajuan masyarakat, serta ekspresi jati diri dan cita-cita manusia. Tantangan yang harus dihadapi bersama adalah bagaimana melalui perkembangan IPTEKS, mengangkat posisi bangsa Indonesia ke dalam jajaran bangsa-bangsa maju di dunia. Agar menimbulkan efek yang signifikan terhadap kemajuan bangsa, upaya pengembangan IPTEKS harus ditempu dalam lintasan-lintasan yang terpadu dan terintegrasi yang merupakan intisari dari gagasan "inovasi".
Perbedaan karakteristik bangsa berimplikasi pada perbedaan peluang-peluang untuk mengintegrasikan penelitian dan pengembangan serta pemanfaatan IPTEKS. Di Indonesia, keintegrasian hal-hal tersebut telah menjadi amanat Undang-Undang mengenai Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang diterbitkan tahun 2002. Pemerintah Indonesia juga telah menyusun Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang merupakan dokumen panduan bagi perencanaan ekonomi Indonesia dalam kurun waktu 2011-2025.
Integrasi penelitian dan pengembangan serta pemanfaatan IPTEKS merupakan kunci untuk menjadikan IPTEKS sebagai kekuatan dan kemajuan bangsa Indonesia. "Dan kunci tersebut akan berada pada mahasiswa-mahasiswa yang sekarang berdiri di depanku ini," tambah Rektor ITB. Semangat yang unggul, kreativitas yang murni, wawasan yang luas, visi akan kemajuan, serta sanggup memahami permasalahan dalam pluralitas perspektif menjadi modal utama dalam menjadi pemimpin bangsa.
Sejarah ITB bermula seja awal abad kedua puluh, atas prakarsa masyarakat penguasa waktu itu. Gagasan mula pendirianya terutama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang menjadi sulit karena terganggunya hubungan antara negeri Belanda dan wilayah jajahannya di kawasan Nusantara, sebagai akibat pecahnya Perang Dunia Pertama. De Techniche Hoogeschool te Bandung berdiri tanggal 3 Juli 1920 dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap yang hanya mempunyai satu jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw.
Didorong oleh gagasan dan keyakinan yang dilandasi semangat perjuangan Proklamasi Kemerdekaan serta wawasan ke masa depan, Pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya Institut Teknologi Bandung pada tanggal 2 Maret 1959 . Berbeda dengan harkat pendirian lima perguruan tinggi teknik sebelumnya di kampus yang sama, Institut Teknologi Bandung lahir dalam suasana penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berpijak pada kehidupan nyata di bumi sendiri bagi kehidupan dan pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat.
Kurun dasawarsa pertama tahun 1960-an ITB mulai membina dan melengkapi dirinya dengan kepranataan yang harus diadakan. Dalam periode ini dilakukan persiapan pengisian-pengisian organisasi bidang pendidikan dan pengajaran, serta melengkapkan jumlah dan meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dengan penugasan belajar ke luar negeri.
Kurun dasawarsa kedua tahun 1970-an ITB diwarnai oleh masa sulit yang timbul menjelang periode pertama. Satuan akademis yang telah dibentuk berubah menjadi satuan kerja yang juga berfungsi sebagai satuan sosial-ekonomi yang secara terbatas menjadi institusi semi-otonomi. Tingkat keakademian makin meningkat, tetapi penugasan belajar ke luar negeri makin berkurang. Sarana internal dan kepranataan semakin dimanfaatkan.
Kurun dasawarsa ketiga tahun 1980-an ditandai dengan kepranataan dan proses belajar mengajar yang mulai memasuki era modern dengan sarana fisik kampus yang makin dilengkapi. Jumlah lulusan sarjana makin meningkat dan program pasca sarjana mulai dibuka. Keadaan ini didukung oleh makin membaiknya kondisi sosio-politik dan ekonomi negara.
Kurun dasawarsa keempat tahun 1990-an perguruan tinggi teknik yang semula hanya mempunyai satu jurusan pendidikan itu, kini memiliki dua puluh enam Departemen Program Sarjana, termasuk Departemen Sosioteknologi, tiga puluh empat Program Studi S2/Magister dan tiga Bidang Studi S3/Doktor yang mencakup unsur-unsur ilmu pengetahuan, teknologi, seni, bisnis dan ilmu-ilmu kemanusiaan.
Dasawarsa ini akan menghantarkan ITB ke fajar abad baru yang ditandai dengan munculnya berbagai gagasan serta pemikiran terbaik untuk pengembangannya. Beberapa diantaranya antara lain:
Bahwa cepatnya pelipatgandaan informasi di abad baru akan menuntut pelaksanaan pendidikan yang berpercepatan, tepat waktu, terpadu, berkelanjutan, dan merupakan upaya investasi terbaik. Dalam upaya ini ITB ingin menegakkan Program Sarjana di atas pondasi penguasaan ilmu-ilmu dasar yang kokoh sehingga lulusannya senantiasa mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang datang dengan cepat. Program Pasca Sarjana menjadi ujung tombak peningkatan kualitas dan kuantitas, efisiensi dan efektivitas, serta relevansinya terhadap kebutuhan, sehingga kontribusi ITB bagi pembangunan nasional akan menjadi lebih besar dan tinggi nilainya.
Bahwa penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu dilakukan secara utuh dan terpadu, dalam suatu kiprah sebagai Research and Development University. Pengembangan keilmuan dan teknologi di ITB didasarkan pada kebutuhan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan bangsa. Dengan demikian ITB akan mengembangkan dirinya dalam riset dan manufaktur, teknologi komunikasi dan informasi, transportasi darat-laut dan dirgantara, lingkungan, serta bio-teknologi dan biosains.
Bahwa misi pengabdian kepada masyarakat diharapkan dapat membangun wawasan bisnis untuk kemandirian yang merupakan modal awal untuk menegakkan otonomi perguruan tinggi. Wawasan bisnis untuk kemandirian tersebut diarahkan guna meraih prestasi pelaksanaan kewajiban dan tugas pendidikan dan penelitian setinggi-tingginya.
Bahwa pengembangan ITB diharapkan berpijak pada kekuatan institusi berupa penggunaan informasi sebaik-baiknya, terpeliharanya Staf Pengajar yang kompeten yang tinggi mutu kemampuan dan pengabdiannya, sistem pendidikan yang terintegrasi, dan kerjasama yang terjalin erat dengan pemerintah, industri dan lembaga penelitian dan pendidikan di dalam dan luar negeri. Sehingga pengembangan yang direncanakan dapat dipantau secara berkelanjutan dan terukur menurut pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, pengembangan sumber daya manusia, sarana fisik, kepranataan norma dan tata kerja, serta ekonomi, sosial budaya dan keamanan.
Bahwa keinginan untuk mengembangkan ITB terungkap dengan semangat dan sikap ITB yang mengakui adanya kebenaran keilmuan, kebenaran keilmuan yang dapat didekati melalui observasi disertai analisis yang rasional. Bahwasanya mengejar dan mencari kebenaran ilmiah tersebut adalah hak setiap insan di bumi, dan ilmu pengetahuan serta teknologi agar dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mensejahterakan umat manusia, dan masyarakat bangsa Indonesia pada khususnya.
Kurun dasawarsa kelima tahun 2000-an Institut Teknologi Bandung yang status hukumnya sebagai instansi pemerintah dalam bentuk jawatan negeri pada tanggal 26 Desember 2000, Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 155 tahun 2000 telah menetapkan Institut Teknologi Bandung sebagai suatu Badan Hukum Milik Negara.
Perguruan Tinggi Negeri dengan status Badan Hukum adalah sesuatu tanpa preseden dalam sejarah Pendidikan Tinggi di Indonesia. Hal ini diawali dengan terbitnya PP No. 61 tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri sebagai Bahan Hukum yang kemudian disusul diterbitnya PP No. 155 tahun 2000 tentang Penetapan Institut Teknologi Bandung menjadi Bahan Hukum Milik Negara. Maka dengan terbitnya PP 155 tersebut, sejak tanggal 26 Desember 2000 yang lalu ITB resmi menjadi Badan Hukum sebagaimana layaknya badan hukum lainnya yang dibenarkan melaksanakan segala perbuatan hukum yang tidak melanggar hukum serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan pertama yang ditinjau dalam PP No. 61 secara singkat adalah adanya globalisasi yang menimbulkan persaingan yang tajam. Maka untuk meningkatkan daya saing nasional dibutuhkan PT yang dapat membangun masyarakat madani yang demokratis dan mampu bersaing secara global. Untuk itu PT, termasuk ITB, harus memperoleh kemandirian, otonomi dan tanggung jawab yang lebih besar. Penekannya ada pada adanya proses globalisasi.
Struktur Organisasi
Visi
ITB menjadi lembaga pendidikan tinggi dan pusat pengembangan sains, teknologi dan seni yang unggul, handal dan bermartabat di dunia, yang bersama dengan lembaga terkemuka bangsa menghantarkan masyarakat Indonesia menjadi bangsa yang bersatu, berdaulat dan sejahtera.
Misi 2000 – 2010
Memandu perkembangan dan perubahan yang dilakukan oleh masyarakat, dengan jalan melaksanakan tridarma berupa penelitian, pendidikan dan pengabdian masyarakat dengan cara yang inovatif dan bermutu tinggi, serta tanggap terhadap perubahan global dan tantangan lokal.
Sasaran 2000 – 2010
Mewujudkan masyarakat akademik global yang terhormat, yang memiliki kepakaran dan kemampuan untuk meningkatkan kompetisi, serta kemampuan untuk mengembangkan system nilai berdasarkan kebenaran ilmiah.
Menghasilkan lulusan yang berkualitas yang mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri dalam lingkungan internasional, yang dicirikan oleh kualitas moral dan akhlak, intelektualitas, kematangan emosional serta daya inovasi dan kreativitas yang tinggi.
Menjadi perguruan tinggi penelitian dan pengembangan, agar selalu berada di garis depan sains, teknologi dan seni, melalui peran aktif dalam kemajuan keilmuan dunia dan kemampuan mengembangkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas potensi dan keunikan bangsa.
Menjadi institusi yang dapat memandu perubahan yang terjadi di masyarakat melalui wawasan nilai moral dan etika, serta karya pengabdian masyarakat yang berkualitas.
Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru
Pada tahun 2011, ITB melakukan penerimaan mahasiswa baru program sarjana dalam Ujian Saringan Masuk ITB (USM-ITB) Terpadu, yang meliputi enam program seleksi, yaitu :
1. Program Penelusuran Minat, Bakat, dan Potensi ITB (PMBP-ITB), yang terdiri atas :
o PMBP-ITB 2011 di Daerah, diselenggarakan ITB secara mandiri di beberapa kota di Indonesia (Jakarta, Bandung, Medan, Balikpapan, Pekanbaru, Makasar, Denpasar, Surabaya, dll) pada bulan Maret 2011
o PMBP-ITB 2011 Terpusat, diselenggarakan ITB secara mandiri, di kota Bandung, pada tanggal 28 dan 29 Mei 2011. Pendaftaran PMBP-ITB 2011 Terpusat akan dimulai pada pertengahan bulan April 2011.
2. Program Kemitraan Nusantara ITB (KN-ITB), untuk menjaring calon mahasiswa terbaik yang diajukan oleh instansi-instansi mitra ITB (Pemerintah Daerah, Perusahaan Mitra ITB, Instansi Pemerintah lainnya)
3. Program Seleksi Mahasiswa Transfer ITB (SMT-ITB), bagi para mahasiswa transfer dari universitas mitra ITB yang ingin melanjutkan pendidikan program sarjana di ITB, dan diajukan oleh universitas asalnya.
4. Program Seleksi Mahasiswa Internasional ITB (SMI-ITB), bagi calon mahasiswa berkewarganegaraan asing yang berminat melanjutkan pendidikan tinggi di ITB.
5. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) , yang rencananya akan diadakan pada bulan Juni 2011, dilaksanakan secara nasional oleh Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI).
6. Jalur Beasiswa.
Di luar keenam program penerimaan mahasiswa baru tersebut diatas, ITB tidak melakukan proses Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana dengan cara lain, serta tidak melakukan perekrutan calon mahasiswa secara perorangan.
Pendidikan di ITB adalah pendidikan kesarjanaan yang memberikan penguasaan ilmu yang komprehensif disertai wawasan yang luas, dan dilengkapi dengan kesadaran akan pemanfaatannya, sehingga para lulusannya memiliki kemampuan dan naluri pengembangan dan/atau penerapannya, baik secara mandiri maupun dengan bekerjasama, termasuk kerjasama antar disiplin. Atas dasar itu, penerimaan mahasiswa di ITB, untuk semua jalur Ujian Saringan Masuk, dilaksanakan melalui penerimaan di tingkat Fakultas/Sekolah. Hal ini mungkin berbeda dengan beberapa universitas lain di Indonesia.
Pada tahun kedua, mahasiswa ditempatkan pada program studi yang diminatinya berdasarkan prioritas pilihannya, tempat yang tersedia, serta prestasi akademik yang dicapainya di tahun pertama perkuliahan. Kemungkinan bahwa seorang mahasiswa akhirnya dijuruskan pada program studi bukan pilihan utamanya dapat saja terjadi. Namun demikian karena pengelompokan program studi dalam suatu Fakultas/Sekolah didasarkan atas keserumpunan dan kontekstualitas keilmuan yang sama, maka perbedaan antara program studi yang satu dengan program studi yang lain di dalam Fakultas/Sekolah yang bersangkutan, tidak signifikan.
Selain itu lulusan pendidikan sarjana ITB disiapkan untuk menghadapi perubahan dan mengikuti perkembangan. Oleh karena itu setiap mahasiswa ITB jika menginginkan dapat mengambil mata kuliah dari program studi lain 10-30 % (tergantung pada ketentuan yang berlaku di program studi yang dimasukinya). Dengan demikian kesempatan untuk mengambil mata kuliah dari program studi yang menjadi pilihan utamanya tidak tertutup sama sekali, walaupun tidak sebanyak yang diinginkannya.
Dengan mempertimbangkan sistem pendidikan sarjana ITB tersebut, ITB menyarankan agar calon mahasiswa yang lebih menginginkan pendidikan vokasional, yaitu pendidikan yang lebih mengutamakan keahlian dalam bidangnya saja, atau hanya ingin masuk program studi tertentu saja, sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum memilih untuk mengikuti pendidikan di ITB ini.
IPTEKS Sebagai Kekuatan Bagi Kemajuan Bangsa Indonesia
Dalam acara Upacara Peresmian Penerimaan Mahasiswa Baru ITB Tahun 2011 yang berlangsung di Sasana Budaya Ganesha pada Selasa (02/08/11), Rektor ITB Prof. Akhmaloka, PhD memberikan sambutannya kepada mahasiswa baru dengan tema "IPTEKS Sebagai Kekuatan Bagi Kemajuan Bangsa Indonesia".
Memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu di salah satu institusi pendidikan tinggi yang terbaik di Indonesia, menjadikan mahasiswa-mahasiswanya memiliki tanggung jawab lebih untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan bangsa Indonesia. "Indonesia membutuhkan kontribusi terbaik kalian, para mahasiswa terbaik bangsa," ujar Rektor ITB dalam sambutannya. Untuk itu, Rektor ITB menganjurkan agar mahasiswa ITB selalu mengimplementasikan prinsip kerja 5As (Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Mawas, Kerja Tuntas, dan Kerja Ikhlas).
Kemajuan-kemajuan IPTEKS terpaut erat dengan kemajuan-kemajuan peradaban dan kemanusiaan. Perkembangan IPTEKS telah memungkinkan penyingkapan misteri alam semesta, eksplorasi sumber daya alam untuk kesejahteraan dan kemajuan masyarakat, serta ekspresi jati diri dan cita-cita manusia. Tantangan yang harus dihadapi bersama adalah bagaimana melalui perkembangan IPTEKS, mengangkat posisi bangsa Indonesia ke dalam jajaran bangsa-bangsa maju di dunia. Agar menimbulkan efek yang signifikan terhadap kemajuan bangsa, upaya pengembangan IPTEKS harus ditempu dalam lintasan-lintasan yang terpadu dan terintegrasi yang merupakan intisari dari gagasan "inovasi".
Perbedaan karakteristik bangsa berimplikasi pada perbedaan peluang-peluang untuk mengintegrasikan penelitian dan pengembangan serta pemanfaatan IPTEKS. Di Indonesia, keintegrasian hal-hal tersebut telah menjadi amanat Undang-Undang mengenai Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang diterbitkan tahun 2002. Pemerintah Indonesia juga telah menyusun Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang merupakan dokumen panduan bagi perencanaan ekonomi Indonesia dalam kurun waktu 2011-2025.
Integrasi penelitian dan pengembangan serta pemanfaatan IPTEKS merupakan kunci untuk menjadikan IPTEKS sebagai kekuatan dan kemajuan bangsa Indonesia. "Dan kunci tersebut akan berada pada mahasiswa-mahasiswa yang sekarang berdiri di depanku ini," tambah Rektor ITB. Semangat yang unggul, kreativitas yang murni, wawasan yang luas, visi akan kemajuan, serta sanggup memahami permasalahan dalam pluralitas perspektif menjadi modal utama dalam menjadi pemimpin bangsa.
0 comments:
Post a Comment